Bersuara Lewat Karya : Menumbuhkan Kembali Integritas Kartini dalam Jiwa IMMawati

 





Adilya Hakim Hakiki-

Door nacht tot licht

Door storm tot rust

Door strijd tot eer

Door leed tot tust

 

Tempuh malam hingga petang

Tempuh badai hingga reda

Tempuh perang hingga menang

Tempuh duka hingga suka

 

Beberapa orang mungkin sudah mengenal karya tersebut, salah satu contoh dari banyaknya tulisan yang menginspirasi. Raden Ajeng Kartini atau biasa disebut R.A Kartini, seorang perempuan yang lahir pada tahun 1879 di pantai utara Jawa, Jepara dan saat ketidakadilan terhadap perempuan merajalela. Integritas Kartini yang jenius, kritis dan pandai menulis menjadikan dirinya layak untuk dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional karena cita-citanya sehubungan dengan nasib kaum perempuan. Berbagai usaha Kartini dalam membantu kaum perempuan telah dilakukan, salah satunya lewat pendidikan. Pendidikan yang dilakukan pada awal abad 20 tidak lain ialah membaca, menulis, belajar berpikir teratur, dan training penalaran yang sadar kepada kaum perempuan. Menurutnya dengan pendidikan, seorang perempuan mampu menentukan keputusan untuk menujukkan derajat kebebasannya serta berani menolak adanya diskriminasi. Dengan keadaaan kurangnya pengetahuan mengenai masalah hidup serta keadaan masyarakat secara keseluruhan, membangkitkan Kartini untuk berjuang khususnya terhadap kaum perempuan lewat tulisannya.

Keputusan merupakan perbuatan esensial diantara banyaknya perbuatan yang harus dilakukan manusia dalam perjalanan hidupnya. Bahkan seseorang yang tidak mengambil keputusan adalah salah satu cara mengambil keputusan yang terburuk. Semakin banyak orang yang terkena putusan yang diambil seseorang, maka semakin berat sifat putusan tersebut. Harapan Kartini setelah diberikan pendidikan, kaum perempuan mampu memberikan suara keputusan dalam hidupnya, dimana pada saat itu kaum perempuan tidak dapat memberikan suara karena pengetahuan dan pemahaman dalam hidupnya yang kurang. Dalam hidup Kartini yang diilhami Tuhan untuk merintis kebangkitan kaum perempuan, ia menggambarkan kehidupan lewat karyanya melalui tulisan-tulisan yang mengartikan bahwa Kartini adalah seorang yang terdidik.

IMMawati yang merupakan pemimpin perempuan di tingkat mahasiswa dalam organisasi otonom muhammadiyah di lingkup akademik, tidak diragukan lagi akan intelektualnya. Seorang pemimpin tentulah harus mempunyai keputusan dalam memberikan arah geraknya. Dalam memimpin juga harus mempunyai pandangan dengan bersuara untuk mengarahkan organisasi tersebut menjadi lebih baik. Mengutip dari pendapat Jenderal TNI Dr. Moeldoko mengatakan untuk menjadi seorang pemimpin dibutuhkan keberanian, salah satu keberanian yang dapat ditunjukkan oleh pemimpin adalah dengan bersuara. Bersuara dalam hal ini merupakan pendapat yang berperan dalam gerakan sosial untuk mengembangkan diri pemimpin dan anggota-anggotanya.

Melihat keresahan yang ada pada IMMawati saat ini yang mulai berkurangnya keberanian dalam bersuara, baik itu secara langsung maupun tidak langsung, menjadi keprihatinan bagi kaum perempuan, kepada tidak ? sudah jelas bahwa seorang pemimpin perlulah bersuara untuk berdiri dan menyuarakan ide dalam rangka meraih tujuan yang diinginkan. Menyampaikan suatu ide tidaklah harus secara face to face, melihat perkembangan teknologi yang ada, suatu ide atau pendapat dapat diutarakan lewat berbagai media. Keberanian bersuara lewat tulisan juga sudah jarang tercium dalam radar para intelektual, padahal secara tidak langsung kita melihat perjuangan Kartini dalam mengangkat derajat kebebasan perempuan dengan tulisannya.

Sudah menjadi tanggungjawab bersama untuk melakukan evaluasi dan refleksi dalam suatu komunitas atau organisasi agar tercipta kesejahteraan antar pemimpin, anggota dan masyarakat sekitarnya, maka dalam hal ini perlu menumbuhkan kembali integritas Kartini dalam jiwa IMMawati melalui suatu tulisan. Lalu apa yang perlu dilakukan untuk membangun keberanian bersuara lewat karya ?. Hal pertama yang perlu yang dilakukan adalah evaluasi level keberanian bersuara dengan meminta masukkan dari orang lain, cara ini bertujuan untuk mengukur dan meningkatkan keberanian dalam menyampaikan. Kedua adalah menentukan target perubahan dan melakukannya konsisten. Dalam membuat tulisan kiranya akan sangat berdampak bagi para pembaca jika isi yang dituangkan dilakukan secara berlanjut. Ketiga adalah membangun hubungan baik. Seringkali ketidakmampuan seseorang dalam beropini karena merasa tidak nyaman akan reaksi dari orang lain, sehingga akan merasa takut dan berakhir dengan menahan diri ide yang seharusnya mampu disampaikan, sehingga perlu mengenal atau menjalin hubungan baik dengan orang lain agar membuka penghalang sikap ketidaknyamanan.

Kartini adalah seorang perempuan yang miliki sifat pandai menyuarakan ide ataupun gagasannya lewat tulisan dan berakhir dengan terbukanya cakrawala kaum perempuan untuk meraih kebebasan. Keresahan yang terjadi pada IMMawati saat ini yang mengalami penurunan keberanian bersuara lewat karya melalui tulisan perlulah ditumbuhkan kembali dengan integritas Kartini. Tiga cara yang perlu dilakukan ialah mengevaluasi keberanian bersuara, mementukan target perubahan dan melakukan nya secara konsiten serta menjalin hubungan baik dengan orang lain agar tercipta kenyamanan. Dengan mengplikasikan cara tersebut dapat dipastikan pertumbuhan keberanian bersuara menyampaikan ide atau pendapat lewat tulisan dalam suatu komunitas atau organisasi akan tercipta dan menghasilkan kesejahteraan antar pemimpin, anggota dan masyarakat sekitarnya.

Bersuara Lewat Karya : Menumbuhkan Kembali Integritas Kartini dalam Jiwa IMMawati Bersuara Lewat Karya : Menumbuhkan Kembali Integritas Kartini dalam Jiwa IMMawati Reviewed by Admin Nomizo.co on Thursday, April 20, 2023 Rating: 5

No comments

Related Posts No. (ex: 9)