Menakar Arah Gerakan Aktivis Feminis Masa Kini





Muhamad Fatkhul Huda -

Persoalan perempuan memang tidak ada habis-habisnya dari dulu hingga sekarang. Cengkraman patriarki masih mengakar kuat dikehidupan modern ini. Perempuan masih dalam bayang-bayang subordinasi dan termarjinalkan. Walaupun dalam beberapa kesempatan perempuan sudah mulai menunjukan kekuatannya. Akan tetapi, itu hanya sebagian kecilnya saja dari aktivitas kehidupan masyarakat modern.Terbukti dengan sistem yang mengatur pola kehidupan masih mengarahkan perempuan pada penindasan. Maraknya kasus kekerasan seksual menjadi salah satu tolak ukur bahwa perjuangan perempuan dalam mengusahakan keadilan gender belum selesai. Selain itu, perilaku lain yang kemudian membentuk karakter perempuan sebagai manusia domestik masih tergaungkan. Anggapan remeh tentang kualitas dan kapasitas perempuan masih banyak terdengar.

Persoalan tersebut haruslah ditanggapi dengan serius oleh gerakan perempuan ataupun orang yang peduli dengan keadilan. Perlu adanya gagasan serta langkah segar dalam upaya mengurai persoalan di atas. Perkembangan peradaban haruslah direspon dengan baik oleh gerakan perempuan. Artinya gerakan perempuan haruslah paham alur gerakannya di masa kini. Semangat perjuangannya tentu sangat berbeda dengan zaman sebelumnya. Maka, analisis dan tindakan praksis harus dipahami benar oleh aktivis feminis. Supaya arah geraknya tidak kabur dan stagnan pada posisi tertentu.

Pengarusutamaan keadilan gender layaknya dialirkan dengan persuasif. Pembahasan mengenai teori-teori feminisme harus digalakkan semassif mungkin. Teori-teori ini merupakan langkah tepat membangun kesadaran kolektif tentang keadilan gender. Kesadaran kolektif perlu sekali dibentuk karena tanpa hal ini pola gerakan pembebasan tidak bisa berjalan maksimal. Sebuah gerakan pembebasan bisa dibilang maksimal ketika pengorganisasian massa tercipta dengan baik dan solid. Maka diskursuf yang provokatif dan menyulut semangat kebersamaan harus massif digerakkan.

Tidak berhenti pada langkah teoritis yang mencakupi kajian toeritis saja. Magie Humm dalam bukunya ensiklopedi feminism menyebutkan bahwa teori feminisme cukup penting untuk penyadaran tapi gerakan praksisnya juga tidak kalah penting. Penguatan kajian teori feminism tidak akan berguna ketika ranah praksisnya tidak digapai. Oleh karena itu, gerakan perempuan tidak cukup jika hanya memfokuskan pada ranah kajian dan diskusi. Aktivis feminism tentu memiliki tanggung jawab besar terhadap pengawalan isu-isu yang menyangkut perempuan.

Bagaimana mungkin seorang aktivis feminis hanya diam ketika di lingkungan sekitarnya terdapat penindasan terhadap perempuan. Aktivis feminism harus bisa dan mampu untuk mengawal isu-isu yang sedang terjadi. Jangan sampai aktivis feminism hanya cakap dalam berdialektika dengan teori feminis tapi, ketika terjadi sebuah pelecehan seksual mereka bingung melangkah. Dalam hal ini tentu mengarahkan pada diskursus yang meluas. Kapasitas dan semangat pembebasan diuji dalam menghadapi fenomena ini.

Menyinggung masalah kapasitas dan kualitas tentunya adalah hal wajar bukan lagi masalah epistimologis. Hal ini karena cukup mendukung gerakan perempuan dalam menyelesaikan persoalan. Dikhawatirkan apabila aktivis feminism hanya cakap dalam menggaungkan hak-haknya tapi, ketika diberi kesempatan malah tidak memenuhinya. Dengan demikian para patriark malah tambah memandang pegiat feminism lemah. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas dan kualitas sangatlah diperlukan. Karena itu adalah jawaban atas keraguan kaum-kaum patriak terhadap perempuan.

Argumen diatas mungkin saja dirasa bias dan malah cenderung menantang. Akan tetapi, realitas hari ini seperti itu. Melihat wacana dalam buku ada “Serigala Betina Dalam Dalam Setiap Diri Perempuan” Ester sang penulis menyatakan pengalaman pribadinya bahwa, keraguan untuk melakukan penyelidikan dan pengawalan pada korban kekerasan seksual adalah takut dianggap menyudutkan dan menyalahkan korban. Dari sini tentu aktivis feminis harus paham terhadap korbannya. Perlu ilmu psikologi atau kebijaksanaan yang lainnya untuk menangani sang korban. Hal inilah yang kemudian menjadi bahasan utama bahwa, para aktivis feminis perlu mengembangkan kulitas dan kapasitas dirinya. Supaya arus gerakan tetap terjaga dalam jalur yang progresif.

Pada akhirnya, pola gerakan yang ideal bagi aktivis feminisme adalah menyelami teori feminism dan mendistribusikan kesadaran kolektif bagi lingkunganya. Setelah selesai mengenai penyadaran maka, sudah menjadi kewajiban untuk selalu tanggap dalam menyikapi isu-isu ketidakadilan gender. Untuk mencapai pola gerakan itu tentu memang butuh kapasitas yang mumpuni. Maka, pengembangan kualitas diri wajib digeluti oleh aktivis feminis hari ini. Perlu dicatat dan digaris bawahi kalau perlu ditebali bahwa, keadilan gender bukan hanya diusahakan oleh kaum perempuan. Akan tetapi, semua manusia sebagai upaya tanggung jawab terhadap Allah, sesama manusia dan makhluk hidup lainnya.

Kritik dan saran adalah kunci perubahan, mengkritik artinya mau dan siap dikritik. Tulisan ini adalah refleksi penulis dalam melihat gerakan aktivis feminism dari sudut yang terbatas. Atau mungkin penulis masih terbiaskan oleh patriark. Maka, tulisan ini adalah pantikan supaya gerakan feminism lebih progresif dan mampu meruntuhkan ego patriakis.

Abadi perjuangan!

Menakar Arah Gerakan Aktivis Feminis Masa Kini Menakar Arah Gerakan Aktivis Feminis Masa Kini Reviewed by Admin Nomizo.co on Friday, March 31, 2023 Rating: 5

No comments

Related Posts No. (ex: 9)