Problematika Masyarakat Industri Menurut Harbert Marcuse
Perkembangan zaman telah menggiring manusia pada kemajuan peradaban modern.
Manusia menemukan realitas baru dalam kehidupannya dengan hadirnya
pemikiran-pemikiran progresif. Tumbuh kembang pemikiran manusia membuahkan
segala bentuk produk yang dirasa mampu membantu mengatasai persoalan manusia. Pada
periode modern ini muncul beberapa karya manusia dalam bentuk teknologi maju.
Hal ini merupakan representasi dari pemikiran manusia secara praksisnya. Tentunya
teknologi maju ini mampu membawa kemudahan bagi aktivitas kehidupan manusia.
Sebuah cita-cita besar yang telah dikonstruksikan pada abad pencerahan yang
lalu. Kini konsepsi besar yang telah dirumuskan oleh Descartes, John Locke, dan
tokoh reinessance yang lainnya telah sukses dibawakan.
Kemajuan teknologi membawa manusia
pada realitas industri modern. Proses produksi menjadi hal prioritas dalam
kehidupan modern. Dalam perkembangannya proses produksi selalu berubah sesuai
dengan perkembangan teknologinya. Dengan kemajuan teknologi proses produksi
semakin mudah untuk dilakukan. Bahkan hari ini ada keterbalikan fenomena
seiring dengan laju perkembangan zaman. Manusia yang dalam kondisi awal sebagai
objek dari alam berbalik menjadi subjek sekaligus objek dari alam. Kondisi ini terkonstruksi dari
pola pikir manusia yang kian universal. Hal demikian berpengaruh pada pola
kehidupan masyarakat modern. Posisi ini membuat manusia menjadi lupa akan
kesadarannya. Dari keadaan yang demikian rupa membuat problematika baru bagi
kehidupan manusia. Dampak kemajuan industri merombak struktur sistematik
aktivitas manusia. Pola budaya, sosial, ekonomi, dan lingkungan berubah secara
total.
Problematika masyarakat industri cukup
kompleks dan mencabut akar-akar peradaban. Kesenjangan sosial semakin nampak
secara terang-terangan dalam kacamata modern ini. Kerusakan lingkungan,
perubahan budaya, dan dekadensi moral menjadi nyata adanya. Hal ini adalah
problem endemic yang terjadi seiring dengan masifnya proses industrialisasi.
Sistem industrialisasi menggiring manusia untuk menjadi mekanis dan meterialis.
Problem ini termaktub dalam analisa Harbert Marcuse dalam produk pemikirannya.
Kritikus fenomena sosial ini yang juga salah satu tokoh populer madzab
Frankfrut melahirkan analisa yang cukup kritis. Tiga konsekuensi bagi manusia
yang lahir atas dasar industrialisasi menurut Marcuse. Pertama, manusia akan
berada dibawah bayangan kendali teknologi. Kedua, ketergantungan terhadap
teknologi akan menjadikan manusia irrasional. Ketiga, orientasi kehidupan
manusia akan semakin sempit atau istilah yang dikatakan Marcuse yakni manusia satu
dimensi. Ketiga ciri itu nampak jelas dalam kehidupan manusia industri dan
memang menjadi batu sandungan yang real. Dari ketiga itu muncullah problematika
bagi manusia modern ini
Ketergantungan Pada
Teknologi
Manusia
modern cukup dekat dengan laju perkembangan teknologi mutakhir. Bisa dilihat
dari tiap aktivitas sehari-harinya. Berbagai aspek kehidupan manusia tidak
lepas dari teknologi. Kemajuan teknologi merupakan sebuah ueforia terkemuka
bagi peradaban modern. Bahkan kemajuan teknologi menjadi salah satu tolak ukur
majunya suatu peradaban. Namun, hal ini membuat dilematis bagi manusia itu
sendiri. Teknologi memanglah menjadi elemen yang mampu mempermudah kehidupan
manusia. Akan tetapi, di sisi lain teknologi juga membuat peradaban manusia
semakin runyam. Secara tidak sadar manusia menjalin ketergantungan dengan
teknologi hari ini. Kemudahan teknologi malah membuat manusia akhirnya tidak
bisa terlepas dari peranannya.
Kehidupan manusia lama-kelamaan
terbawa oleh prinsip teknologi mutakhir. Dimana teknologi mutakhir memiliki
konsepsi yang besar mengenai upaya produksi. Pola ini memang sudah diatur oleh
sistem kapitalis. Kemajuan teknologi dikonstruksi untuk menunjang proses
produksi supaya lebih mudah. Jadi, manusia berlomba-lomba untuk membuat
teknologi hanyalah untuk memperlancar dan memperbesar proses produksi. Dengan
ketergantungan manusia pada teknologi membuat manusia hanya berorientasi pada
proses produksi. Hal ini memang sudah dirancang oleh sistem kapitalis. Manusia
dituntut untuk memproduksi demi kepentingan para pemilik moda. Dampak paling
buruk yang bisa saja menjangkit manusia modern adalah visi materialis dan
mekanis. Menurut Marcuse, dengan dinamika demikian manusia modern menjadi
masyarakat satu dimensi.
Menjadi
irrasional
Menurut Marcuse, kemajuan dunia
industrial membuat manusia mati daya kritisnya. Kungkungan prinsip teknologi
membuat manusia hanya bisa mengikuti alur dunia industri. Manusia terlarut oleh
kemudahan teknologi sehingga ia tidak lagi mampu berpikir secara rasional.
Orientasi pemikiran selalu terpaku pada konsepsi besar teknologi modern.
Manusia seakan-akan menjadi mesin bernyawa setara dengan para mesin yang
dibuatnya. Kehidupan manusia menjadi mekanis sesuai dengan pola yang telah dikonstruksi.
Wacananya terbatasi sehingga tidak mampu mengkritisi pola yang mekanis ini. Di
lain sisi doktrinasi mengenai peradaban yang maju diukur dari kemajuan
teknologinya cepat mengakar. Doktrin ini membuat kreatifitas manusia hanya
ditujukan untuk menunjang pengembangan teknologi. Akhirnya kejumudan menjadi
hal lumrah dalam aktivitas berpikir manusia.
Kebutuhuan Palsu
Selain ketergantungan dan membuat
manusia irrasional, industrialisasi mengkonstruksi kebutuhan palsu manusia.
Dalam artian manusia digiring untuk memiliki jiwa konsumerisme untuk menampung
produksi. Iklan-iklan menjadi media untuk mempropagandakan kebutuhan sosial
menjadi kebutuhan individu. Kebutuhan palsu ini merupakan sebuah kebutuhan yang
sebenarnya tidak penting bagi individu tapi direkayasa supaya terkesan penting
bagi individu. Menurut Marcuse, kebutuhan palsu adalah kebutuhan yang
dipaksakan bagi individu. Kebutuhan ini dimanipulasikan dan diyakinkan secara
sitematis. Kebutuhan palsu hanyalah membuat manusia terpuaskan dalam
ketidakbahagiaan. Manusia akhirnya tidak mempertimbangkan fungsi dari suatu
barang tapi hanya melihat dari kepopuleran sosial.
Pembebasan
Solusi yang kemudian ditawarkan oleh Marcuse dalam upaya untuk membebaskan
manusia dari persoalan ini adalah pembatasan terhadap pengembangan. Pembatasan
ini dimaksudan untuk mengontrol pembludakan produksi. Produk industri haruslah
dibatasi dengan sedemikian rupa dan sekaligus di distribusikan secara merata.
Marcuse tidak menyuruh untuk membuang teknologi tapi merekomendasikan untuk
menata teknologi dengan tujuan yang berbeda. Tujuan teknologi bukanlah untuk
memperluas produksi demi kepentingan materialis. Industrialisasi juga harus
berorientasi pada produktivitas kebutuhan vital bukan kebutuhan palsu.
No comments