Normalisasi Patriarki






Wilda Khoirunisa-

 

Turut berdukacita atas matinya kesadaran

Turut berdukacita atas matinya nalar kritis

Turut berdukacita atas normalisasi patriarki

Turut berdukacita atas pupusnya perjuangan.

 

Kesetaraan gender, feminisme, keadilan yang selama ini digaung-gaungkan nyatanya sudah mulai surut bahkan tak terdengar. Undang-undang tindak pidana kekerasan seksual yang kemarin didesak untuk segera disahkan, nyatanya tak menjadikan lebih baik. Toh, kian hari permasalahan kesetaraan & keadilan gender tak jua menemukan solusi efektif. Sexisme, stereotip, subordinasi masih menari dengan begitu anggun di kepala masyarakat dan alam bawah sadarnya. 

 

Budaya patriarki yang diyakini dapat ditumbangkan nyatanya akar tersebut masih tertancap bercabang-cabang dengan istilah normalisasi. Normalisasi ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang manipulatif. Normalisasi yang dibentuk oleh masyarakat tak berpengetahuan.

 

Perempuan yang tak lagi mempunyai kesadaran bahwa hak nya diperjuangkan. Normalisasi catcalling dan pelecehan seksual dengan dalih bercanda. Kekerasan seksual yang semakin marak terjadi, dan edukasi kesetaraan gender yang tak diterapkan pada jenjang pendidikan dan tak didapat  setiap orang.

 

Tak dapat dipungkiri,tantangan kaum feminisme sekarang bukan lagi memerangi patriarki saja, namun normalisasi yang menyusup secara logis. 

Normalisasi ketidaksetaraan gender yang menancapkan kembali akar patriarki. Belum lagi peradaban perempuan yang semakin hari semakin rusak. Perempuan yang hak nya sudah diberi keadilan dan dimuliakan dalam Al-Qur'an, nyatanya di zaman sekarang ini mereka sendirilah yang merendahkan derajatnya.

 

Entah sampai mana kini gerakan feminisme dan kesetaraan gender bergerak, karena para aktivis yang sadar feminisme pun kesulitan untuk menegakkan bendera keadilan yang dipegangnya. Perjuangan yang tak sebentar dan tak mudah itu memang tidak boleh dan tidak seharusnya tumbang. Kesetaraan & keadilan gender harus selalu digaungkan sekecil apapun suaranya. Edukasi harus diperluas dan normalisasi harus dengan tegas ditolak dan dibenarkan. 

 

Perspektif ini ditulis dari hasil diskusi sekelompok kecil mengenai sexisme yang nyatanya masih terjadi hingga sekarang karena budaya patriarki dan stereotip yang didukung dengan istilah normalisasi. Karena normalisasi yang dijunjung, maka aksi seksis pun tak mudah dielakkan.

 

 

Sedikit cuitan dari perempuan kecil atas dunia yang semakin hari semakin sakit.

 

 

Normalisasi Patriarki Normalisasi Patriarki Reviewed by Admin Nomizo.co on Sunday, April 09, 2023 Rating: 5

No comments

Related Posts No. (ex: 9)